Tuesday, March 17, 2015

Another Story ~ Cinta di Bandara



Gubrraaakkk ....
Terdengar suara sepeda motor terjatuh di depan kosan, "kenapa kamu Do!" Erika langsung berlari ke depan kosan, ternyata Edo yang baru saja sampai kosan nya terjatuh dari motor, Edo langsung pingsan di depan kosannya, Erika dengan sekuat tenaga membangunkan motor itu karena Edo terjepit dan langsung menarik Edo yang kala itu tidak sadar, tidak ada seorangpun siang itu ketika kejadian terjadi hanya mereka berdua yang sedang berada disitu karena kebetulan jam sibuk, orang-orang tetangga kos belum pulang. Erika sejadinya sedikit histeris karena Edo tak sadar sampai beberapa jam, badan Edo panas, lalu Erika menelepon Karin temannya yang sedang di kampus agar cepat menyusul ke kosan Edo.
Siang itu Erika sengaja datang ke kosan Edo karena dia butuh bantuannya kala itu dia mendapatkan tugas Desain  karena Edo jago mendesain, mereka sudah berjanji bertemu di kosan Edo dan setelah sampai ternyata Edo ijin  untuk pergi karena ada perlu dan mempersilahkan Erika untuk menunggu di kosan nya. "Oke hati-hati Do, jangan lama-lama ya gak enak nih sendirian disini, mana si Karin masih dikampus", "Ya santai aja di coba dulu Desain sendiri, nanti aku bagusin desainnya" sahut Edo langsung berangkat dengan motor bebeknya.
"Aduh bingung mau buat apa ini" celetuk Erika yang sedari tadi mengutak atik aplikasi Photoshop di laptop Edo yang sengaja sudah dipersiapkan sebelumnya, sambil bulak bailik melihat layar laptop dan handphone nya Erika serius sambil beberapa kali terdiam, entah bingung atau apa, lama sekitar 30 menit lebih dan terdengarlah suara motor, "Nah itu si Edo akhirnya datang juga, udah pusing nih gak beres-beres" celetuk Erika, dan tiba-tiba suara seperti ada sesuatu yang terjatuh dan ternyata Edo yang tiba-tiba saja terjatuh dari motornya.
"Edoooooooooo, kenapa kamu Do!!" teriak Erika dari dalam kos yang langsung keluar menolong Edo. Erika langsung membawa Edo kedalam dan langsung menelepon Karin yang sedang di kampus "Riin, kamu dimana? cepetan dong ke Kosan Edo sekarang"
"kenapa Ka ? baru selesai MK nih kok kaya" langsung disela Erika
"Edo jatuh dari motor cepet kesini"
"ya ampun, iya iya nanti aku langsung kesitu bareng Didit"
"yasudah cepet ya"
Erika yang pada hari itu langsung bingung, cemas, karena melihat melihat keadaan Edo yang pingsan dan badan yang panas, bingung kenapa bisa terjadi lalu Erika melihat kantung plastik dan beberapa obat di dalamnya, dan ternyata memang obat pereda panas yang mungkin dibeli Edo yang tadi pergi setelah Erika datang.
"ya ampun Do, kalau tahu kamu sakit aku gak bakal minta bantu aku buat ngerjain tugas ini" yang tiba-tiba saja Erika mengeluarkan air mata, entah apa yang dia rasakan pada saat itu ketika terdiam melihat seorang yang pingsan di depan matanya.
Tak lama sekitar 15 menit datang Karin dan Didit dan langsung menanyakan keadaan Edo yang masih belum sadar pada saat itu kepada Erika
"Ka, gimana tadinya bisa pingsan begini"
"aku gak tau Rin, tiba" Edo langsung jatuh begitu" balas Erika sambil mengusap air matanya,
"kamu kenapa menangis Ka?" tanya Karin
"aku bingung, aku merasa bersalah Rin, kalau tahu Edo sedang sakit aku gak bakal minta bantuan dia, kasian dia"
"sudah sudah, tak usah menyesali Ka, kita kan enggak tahu keadaan Edo sedang sakit"
"iya Ka, tak apa, kita tunggu Edo sampai sadar ya" jawab Didit dan Karin.
Tak lama kemudian, Edo sadar dan dengan sedikit bingung dengan keadaannya tiba-tiba saja ada 3 orang yang sedang berada di sampingnya.
"Kok kalian ada disini? oh iya Erika desain nya gimana?"
"sudahlah, abaikan yang penting kamu sudah sadar"
"Alhamdulillah Do kamu sadar"
"Lho ? emangnya aku tadi kenapa?"
"kamu pingsan dan jatuh dari motor kamu di depan kosan"
"Iya Do, kamu tadi jatuh"
"Terus motornya gimana ? gak apa-apa kan ?"
"Halah, si Edo sudah syukur kamu engga kecelakaan dijalan, biarin lah motor butut mu itu supaya cepat berubah, Haha" seraya Didit tertawa

Suasana kembali berubah yang daritadi tegang kini mulai merenggang, dan akhirnya mereka saling bercanda dan Erika yang sedari tadi panik kini mulai tersenyum. Hari mulai sore tak terasa waktu begitu cepat telah menghabiskan banyak waktu hanya dengan obrolan mereka pada waktu itu, Karin dan Didit pergi pamit untuk pulang ke kosan mereka masing-masing, namun Erika belum pulang sore itu masih sedikit merenung dan terdiam.
"Do, kenapa kamu engga bilang kalau kamu sakit?"
"aku gak apa-apa kok Ka"
"gak mungkin kan gak apa-apa kalau sampai pingsan begitu"
"ya aku gak apa-apa kok Ka cuma pusing aja, mungkin aku gak fokus tadi"
"gak fokus kenapa?"
"ya gak fokus aja, sudahlah tak apa, hari sudah sore Ka, emang kamu gak ada janji sama cowok mu ? biasanya dia jemput kamu pulang"
"engga Do, dia sedang sibuk, ya sudah aku pulang duluan ya, maaf sudah merepotkanmu Do, sampai kejadiannya begini, mungkin kalau aku gak" belum sempat melanjutkan pembicaraan langsung dipotong Edo
"ah kamu Erika, jangan berlebihan begitu, gak apa kok, mau aku antar pulang?"
"gak usah Do, nanti malah jatuh lagi, repot lagi aku, hahaha"
"hahaha yasudah, hati-hati dijalan Ka"

Erika pun pulang dari kosan Edo, kembali ke tempat kosan nya. Namun di sesampainya di kosan, Erika terdiam, teringat kejadian tadi siang yang dia alami, dia merenung memikirkan bagaimana jika dia seperti itu, Erika menangis dalam kamarnya tanpa seorangpun tahu permasalahannya.
Seperti biasa pada pagi itu kampus mulai ramai mahasiswa yang lalu lalang di koridor kampus, dan menjelang siang mulai penuh dan parkiran di kampus yang sedari pagi masih lega sekarang penuh hingga banyak mahasiswa yang parkir di luar kampus, sudah biasa memang, karena lahan yang kurang, walau jika dihitung kampus luas namun tak sebanding jika banyak kendaraan yang parkir. Siang itu Erika dan Karin berada di kantin, sedangkan Didit masih berada di ruang kelas.
"Rin, kamu liat Edo hari ini? kok aku gak liat ya?"
"mungkin belum keluar, masih ada *matkul" (Mata Kuliah)
"uhhmm begitu ya"
"kenapa gitu Ka, kayaknya serius amat"
"ah gak apa-apa lah Rin, mau pesan apa?"
"Jus alpukat aja deh, kalau engga samain aja deh sama pesanan mu Ka"
"oke Rin siap, aku juga deh jus alpukat".
Mereka menunggu pesanan sambil ngobrol kesana kemari, tiba-tiba Didit mengagetkan mereka
"dorr, kalian ini ngerumpi aja"
"eh kamu Dit, cepet banget keluar MK, tadi kita lihat kamu masih ddi kelas"
"ah tadi dosen nya cuma absen aja, jadi cepet keluarnya, males lah lama-lama, haha"
"haha bener juga Dit, eh kamu lihat Edo gak ? kok aku gak lihat dia yah ?"
"iya hari ini dia kayaknya gak masuk"
"apa dia sakit lagi ya Rin"
"kurang tau juga sih Ka, ciee kayaknya perhatian banget sama Edo"
"haha apasih, ya namanya juga nanya"
"nanti kalo ketemu Edo aku kabarin deh Ka, ada salam dari Erika gitu yaa" ujar Didit
"Ih jangan kali, biasa aja"
"pura-pura aja deh kamu Ka"

Ya sejak saat kejadian itu, Erika yang ternyata diam-diam perhatian dengan Edo namun tak ada yang ingin tau jika suka dengan Edo, namun disisi lain, Edo yang pada saat itu sering sakit ternyata ada alasan lain mengapa dia seperti itu, Edo tidak bisa melupakan seseorang yang pernah ada disampingnya, hanya karena masalah sepele, hubungan dia berakhir begitu saja, waktu yang lama dan dengan mudah diakhiri dengan sempurna, sempurna dalam beberapa menit mungkin detik untuk mengakhiri.

to be continue ...

0 comments:

Post a Comment