Bodoh kah aku yang memperjuangkan Cinta tulusku kepada seseorang
yang mungkin, seseorang itu tidak memperjuangkan diriku lagi ? apakah
tindakanku salah ? atau bagaimana sebaiknya ? aku bukanlah tipe laki-laki yang
mudah pindah begitu saja ke lain hati.
Bertahun-tahun lamanya aku mengenal sosok dirinya yang lugu,
ceria, baik, pintar, dan dia yang membuatku cinta olehnya, entah bagaimana
cinta itu bisa merasuk dalam diriku, akupun selalu dibuat bingung olehnya yang
mengapa kita bisa jatuh cinta dan mungkin sekarang menjadi, “kita pernah jatuh
cinta” rasanya aku tidak bisa jauh dari perasaan itu, aku duduk termenung oleh
masalah yang pernah kita alami yang membuat kita sekarang berjauhan, apakah
harus seperti itu ? mungkin iya
Setelah kita tidak bersama, yang ku harapkan setelahnya
adalah bagaimana cara engkau bisa kembali kepadaku dan kenyataanya tidak
semujur yang aku pikirkan, memang mungkin aku terlalu egois dengan perasaan ini
yang semakin hari semakin memuncak, perasaan resah, rindu, sakit, dan entahlah
kata apa yang tepat untuk mewakili perasaan ini. Tidak ada cara yang lain
selain menjaga jarak denganmu, walau engkau, mungkin mellihat diriku bukan
diriku yang engkau impikan dulu… ya… aku bukan seseorang yang engkau impikan
saat ini, mungkin….
Jalan terbaik agar tetap bisa berkomunikasi denganmu itu
hanyalah sebatas, ya sebatas… sekarang mungkin sudah ada batas-batasan dimana
aku harus sadar diri bahwa aku bukan yang kau impikan, aku hanya sebuah batu
loncatan saja bagi dirimu sekarang, sedih rasanya… namun sejak kepergian
dirimu, aku selalu berusaha untuk dapat mendengar kabar darimu, apakah engkau
baik-baik saja ? aku khawatir disini tanpa ad kabar darimu … oh ya mungkin aku
terlalu berlebihan mengkhawatirkan dirimu yang nyatanya, engkau punya seseorang
yang jauh lebih baik daripada diriku, orang yang lebih perhatian karena memang
dekat dengan dirimu..
Ketahuilah, mungkin aku tidak berhak atau saja tidak pantas
lagi menjadi orang yang bisa dekat denganmu, akan tetapi aku tetap
mengkhawatirkan dirimu ….. !! Bodoh !! sahut kawanku, hey kenapa engkau terus
saja seperti itu! Aku selalu menjawab… memang aku bodoh, akan tetapi lebih
bodoh lagi jika engkau tidak berjuang, mendapatkan cintamu… lalu bagaimana jika
akhirnya …..
Belum sempat diteruskan…
Biarlah jika pada akhirnya aku tidak mendapatkan kembali apa
yang telah aku perjuangkan selama ini, mungkin itulah sebuah endingnya, aku
tidak ingin memaksakan dia, namun aku selalu mengharapkan dirinya, biarkan aku
melihat dia bahagia jauh dari atas bukit… tidak seperti di negeri dongeng,
dengan happy ending, berbeda dengan dunia nyata, tak menentu…
Ya jika memang dikatakan aku egois dengan perasaanku,
maafkan aku dengan ke egoisan diriku karena aku memang cinta pada dirimu,
berlebihan? Lebay? Mungkin sebagian orang bilang ya, akan tetapi aku memang
seperti ini, aku lebih menghargainya dibandingkan tidak ada usaha sama-sekali
Memang …
Sakit rasanya melihat dirimu dengan orang selain diriku,
disampingmu
berat rasanya melihat dirimu sedang dengan orang selain diriku, disampingmu
kecewa, marah, emosi, itu tidak berarti denganku… semua hilang hanya karena
perasaan cintaku padamu…
Tidak pernah aku merasakan rasanya seperti ini, karena
dirimulah orang yang pertama kali membuat diriku jatuh cinta, merasakan kasih sayang
selain kedua orang tua, diperhatikan entah seperti apa engkau memperhatikan
diriku, dan karena itulah aku tidak bisa lepas dari bayang-bayang dirimu, jika
aku boleh jujur…
Setelah dirimu jauh dariku, hatiku gundah, kacau, risau,
terpuruk, berfikir tak tentu arah, aku merasa gila, gila dengan keadaan ini,
sampai berbulan-bulan lamanya aku masih terfikirkan oleh itu, aku selalu
berharap bahwa ini hanya sebuah mimpi … dan aku harus bangun dari mimpi burukku
ini, namun nyatanya, ya memang ini kenyataan… sedih rasanya
Lalu…
seperti apa yang harus aku tulis di buku diary pemberianmu
aku tidak bisa menuliskan kesedihanku, aku hanya bisa menulis kebahagian dirimu,
denganku :’)
0 comments:
Post a Comment